Pada minggu ini, bayi Aisha, anak ketiga kami berusia enam minggu. Alhamdulillah proses kehamilan dan kelahiran Aisha berjalan lancar, kami sekeluarga tentunya merasa berbahagia dengan kelahiran bayi perempuan ini, lengkap sudah. Affan, 6 tahun, Arfa, 21 bulan, dan bayi Aisha. Uniknya, tanggal lahir Aisha sama dengan kakaknya, Affan.
Anyway, judul di atas adalah salah satu chapter di buku What to Expect When You Expecting. 6 minggu pertama adalah pengalaman yang unik, baik untuk ibu yang baru melahirkan maupun untuk bayi. Bayi Aisha sendiri termasuk bayi yang anteng, kalo nangis pasti kalau bukan ingin minum, popoknya basah, ingin burping/sendawa. Yang lebih ‘berkesan’ buat saya sendiri, karena jarak Arfa dan Aisha kurang dari 2 tahun. Jadi, tantangan terberat justru menghadapi Arfa yang belum siap jadi kakak, termasuk melakukan tandem nursing, menyusui 2 anak.
Awalnya saya agak khawatir tentang air susu yang berkurang karena menyusui dua anak, namun ternyata kenyataannya tidak. ASI akan terproduksi karena supply & demand, jadi kalau sering diambil ASInya juga akan terproduksi pula. Bahkan, waktu Aisha umur 3 minggu, dan saya mesti ke kampus bawa Aisha setengah hari, malam-malamnya saya malah terkena mastitis (demam karena ASI di tubuh berlebihan), alasannya karen pada setengah hari itu Arfa tidak ikut nenen.
Untuk masalah kesehatan pasca pemulihan melahirkan, sebenarnya jauh lebih cepat sehat dibandingkan kelahiran-kelahiran sebelum. Waktu Aisha umur 3 minggu, saya sudah bisa anter jemput kaka Affan pake motor, atau ke pasar membeli kebutuhan sehari-hari. Teringat waktu melahirkan Affan, saya sampai membuat list apa saja yang dikerjakan selama 6 minggu pertama: http://winnykariem.wordpress.com/2008/05/08/surviving-the-first-six-weeks/
Untuk pengasuhan anak-anak, kalo siang hari saya terbantu sangat dengan adanya bibi pengasuh. Dia bisa mengasuh Arfa, sementara saya memegang bayi. Karena si bibi ini pulang jam5 sore (datangnya pagi jam7), magrib-magrib itu Arfa sering rewel. Pastinya dia ingin dipeluk oleh bundanya, sementara bayi juga nangis ingin disusui. Ditambah lagi saat itu Arfa sedang tumbuh 4 gigi geraham (hmm… kebayang kali ya ngga nyamannya seperti apa). Akhirnya, tetaplah pelampiasannya nenen atau kalo ngga marah-marah. Anyway, alhamdulillah fase itu sudah terlewati, Arfa pun mulai bisa ditinggal dengan bayi dan bibi pengasuh kalo saya ada perlu keluar.
No doubt, being mom of three is sooo challenging… kalo ngga inget anak2 titipan Allah swt, amanah dari yang Maha Kuasa, tentu semua pengorbanan ini akan dihitung-hitung sendiri. Tapi rewardsnya adalah kebahagiaan melihat anak2 sehat dan tumbuh dengan baik, dan mudah2an soleh-solehah , amiin